ILMU
PENGETAHUAN, TEKNOLOGI
DAN SENI DALAM
ISLAM
I.
Perbedaan antara Ilmu dan
Pengetahuan
Ada perbedaan
prinsip antara ilmu dengan pengetahuan. Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai
pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan dapat dikatakan ilmu setelah memenuhi
syarat-syarat objek material dan objek formal.
Ilmu bersifat
sistematis, objektif dan diperoleh dengan metode tertentu seperti observasi,
eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya bersifat objektif dengan menyampingkan
unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh
kedirian atau subjektif).
Pengetahuan
adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik
maupun fisik, pengetahuan merupakan informasi yang berupa common
sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan
berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan
pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat
cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan
ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian
pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman
belaka.
II.
Fungsi
Kemajuan Teknologi
Fungsi
Teknologi.
Teknologi dibuat dan dikembangkan oleh manusia untuk mempermudah setiap
pekerjaan dan urusan. Banyak teknologi telah dikembangkan dan membawa manfaat
bagi kehidupan. Salah satunya adalah teknologi komputer. Berikut beberapa Manfaat Kemajuan
Teknologi Komputer:
1. Bidang Pendidikan
Mengakses Informasi Pendidikan lewat
Internet.
1.
Bidang
Kesehatan
2.
Mempermudah
Dokter dan Perawat dalam memonitor kesehatan pasien monitor detak jantung
pasien lewat monitor komputer, aliran darah , memeriksa organ dalam pasien
dengan sinar X.
3. Bidang Transportasi
4. Dengan
komputer semua jadwal dan jalur penerbangan yang transit dibandara bisa di
program dan dijadwalkan dengan komputer.
III. Perbedaan Iman , Islam , Ihsan dan Kemajuan ilmu
Pengetahuan
Pengertian Islam
Kata Islam berasal dari bahasa Arab yang mempunyai
bermacam-macam arti diantaranya:
1. Salam artinya Selamat, aman sentosa, sejahtera.
Yakni aturan hidup yang dapat menyelamatkan manusia didunia dan akhirat.
2. Aslama artinya menyerah atau masuk Islam. Yakni
mengajarkan penyerahan diri kepada Alloh.
3. Silmun artinya keselamatan atau perdamaian.
4. Salamun artinya tangga atau kendaraan
Menurut istilah Islam adalah agama
Allah S.W.T. yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya sejak nabi Adam AS hingga
nabi terakhir Muhammad S.A.W. Agama islam mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia baik keyakinan Ibadah, social, hukum politik, ekonomi, dan lain
sebagainya yang menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia agar tercapai
kshidupan yang diridhoi Alloh SWT dan kebahagiaan hidup didunia dan
akhirat.
Pengertian Dasar Iman
Kita telah mengetahui pengertian iman
secara umum, yaitu sikap percaya, dalam hal ini khususnya percaya
pada masing-masing rukun iman yang enam (menurut akidah
Sunni).
Namun, dalam dimensinya yang lebih mendalam, iman
tidak cukup hanya dengan sikap batin yang percaya atau mempercayai
sesuatu belaka, tapi
menuntut perwujudan lahiriah atau eksternalisasinya dalam
tindakan-tindakan.
Tiadanya iman dari orang
yang sedang melakukan kejahatan itu ialah karena iman
itu terangkat dari jiwanya dan
"melayang-layang di atas kepalanya seperti bayangan."
Berdasarkan itu, maka sesunggahnya
makna iman dapat berarti sejajar dengan
kebaikan atau perbuatan baik.
Karena itu
perkataan iman yang digunakan dalam Kitab Suci dan sunnah
Nabi sering memiliki makna yang sama
dengan perkataan kebajikan (al-birr), taqwa, dan kepatuhan (al-din)
pada Tuhan (al-din) (Lihat Ibn Taimiyah,
al-Iman, hal. 162-153).
Pengertian Dasar Ihsan
Ihsan berasal dari kata
Ahsana-Yuhsinu-Ihsaanan yang artinya”berbuat baik”. Sedangkan pengertian Ihsan
menurut istilah adalah menyembah Alloh seakan-akan melihat-Nya jika tidak bias
demikian maka sesungguhnya Alloh maha Melihat. Maka Ihsan adalah ajaran tentang
penghayatan diri sebagai yang sedang menghadap Alloh dan berada di
kehadiratan-Nya ketika beribadah. Ihsan adalah pendidikan atu latihan untuk
mencapai dalam aarti sesungguhnya. Karena seperti yang dikatakan Ibnu Taimiyah
diaatas, Ihsan menjadi puncak tertinggi keagamaan manusia.
Ihsan dianalogkan sebagai atap
bangunan Islam (rukun Iman adalah pondasi dan rujun Islam adalah bangunanya).
Ihsan berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan keIslaman seseorang. Jika
seseorang berbuat Ihsan, maka amal-amal islam lainnya akan terpelihara dan
tahan lama sesuai dengan fungsinya sebagai atap bangunan.
Ihsan mempunyai landasan yaitu:
1. Landasan
Qauli
“sesungguhnya Alloh telah mewajibkan
untuk berbuat Ihsan terhadap segala sesuatu” (HR. Muslim). Tuntutan untuk
berbuat Ihsan dalam Islam yaitu secara maksimal dan optimal.
2. Landasan
Kauny
Dengan melihat fenomena dalam
kehidupan ini, secara sunnatulloh setiap orang suka akan berbuat yang Ihsan.
Alasan berbuat Ihsan:
a.
Adanya monitoring Allah (muraqabatulloh)
b.
Adanya kebaikan Allah (Ihsanulloh)
Pandangan
Islam tentang Kemajuan Teknologi
Islam tidak pernah mengekang umatnya
untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan
research dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi
Islam sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan
dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini,
dianugerahkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk diolah dan
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
IV. Keutamaan orang Berilmu dan Beriman
Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus,
diungkapkan Allah dalam ayat-ayat berikut:
“Katakanlah:
‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?’
Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
(QS. Az-Zumar [39] : 9).
Rasulullah SAW
pun memerintahkan para orang tua agar mendidik anak-anaknya dengan sebaik
mungkin. “Didiklah anak-anakmu, karena mereka itu diciptakan buat menghadapi
zaman yang sama sekali lain dari zamanmu kini.” (Al-Hadits Nabi SAW). “Menuntut
ilmu itu diwajibkan bagi setiap Muslimin, Sesungguhnya Allah mencintai para
penuntut ilmu.” (Al-Hadits
Nabi SAW).
Sebagai mukmin,
kita harus menguasai Iptek. Ada 3 alasan mengapa kita harus menguasai Iptek:
1. Ilmu pengetahuan yg berasal dari
dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara barat. Ini merupakan fakta yang
tidak dapat dipungkiri.
2. Negara-negara barat mencegah
berkembangnya Iptek di negara Islam. Ini juga merupakan fakta yang tidak dapat
dipungkiri.
3. Adanya upaya untuk melemahkan umat
Islam dar memikirkan kemajuan Ipteknya, misalnya, umat Islam disodori
persoalan-persoalan klasik, agar umat Islam sibuk sendiri dan akhirnya
bertengkar sendiri( adu domba).
Jadi agama dan
ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu
pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya
saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis,
holistik dan integratif. memanfaatkan
perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan
kualitas ibadah kepada Allah SWT.
V. Tanggung
Jawab Ilmuwan Terhadap Alam dan
Lingkungan
Ilmuwan merupakan sosok manusia yang
diberikan kelebihan oleh Tuhan dalam menguasai sebuah ilmu pengetahuan. Dari
kelebihannya ini maka Tuhan mengangkat harkat dan martabat ilmuan tersebut di
tengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara sehingga mereka disanjung dan
dihormati serta menjadi sumber solusi dari situasi-dan kondisi lingkungan hidup
manusia.
Manusia diberi akal pikiran dan
nafsu, dimana tidak diberikan pada makhluk lainnya. Dengan bekal akal pikiran
itulah Allah memberikan mandat sebagai khalifah di bumi agar mengurusi (mempergunakan
dan memeliharanya) alam mini sebaik baiknya sebagai mana temaktub dalam
Al-Quran pada (Qs: 2:30; Qs:7:129; Qs:27:62; Qs:35:39; Qs:38:26). Kewenangan
manusia untuk mempergunakan alam bukanlah hak mutlaknya tapi merupakan hak yang
telah direkomendasikan oleh Allah SWT. Dan suatu saat akan diminta
pertanggungjawaban oleh pemilik sejatinya. Oleh karenanya manusia berkewajiban
memelihara keseimbangan dan keselarasan alam agar tidak rusak seperti pertama
kali Allah meminjamkan pada manusia.
Sebagai khalifah di bumi manusia
sekaligus sebagai hamba Allah yang berkewajiban untuk beribadah kepada-Nya
dengan menjalankan ajaran-ajaran yang telah diturunkan kepada umat
manusia.Untuk dapat beribadah dengan khusu dan istiqamah (mantap dalam
keimanan) manusia harus lebih mengenal dan memahami Khaliknya. Dalam rangka
mengenal dan memahami Allah itulah alam semesta digunakan sebagai media untuk
memngerti dan memahami rahasia Allah. Tentu bersama-sama
dengan mengkaji dan memahami ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an.
Perpaduan anatara ayat kauniyah (alam semesta) dan ayat Al-qur’an akan
memmberikan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia di dunia dan
kebahagiaan di akhirat. Jadi dalam pandangan Islam alam semesta mempunyai dua
fungsi; pertama, untuk memenuhi kebutuhan manusia agar bisa beribadah kepada
Allah. Kedua, sebagai media untuk memahami kekuasaan, kebesaran, dan keluasan
dzat Allah.
VI. Pendapat
Iman Al –Gazali Tentang Keutamaan Orang Berilmu
Imam Al-Ghazali mengatakan : "Allah
mengangkat derajat orang-orang dengan ilmu, lalu menjadikan mereka kebaikan
sebagai pemimpin dan pepberi petunjuk yang diikuti, petuntuk dalam kebaikan,
jejek mereka mereka diikuti dan perbuatan mereka diamalkan.
Para malaikat ingin
menghiasi mereka dan mengusap mereka dengan sayap-sayapnya. Setiap yang basah
dan yang kering bertasbih bagi mereka dan memohon ampun bagi mereka, bahkan
ikan-ikan dilaut dan binatang-binatang, hewan-hewan buas dan ternak-ternak
didaratan serta bintang-bintang dilangit. Karena Ilmu menghidupkan hati dan
menerangi pandangan yang gelap serta menguatkan yang lemah. Dengan Ilmu hamba
mencapai kedudukan orang-orang yang salih.
VII. Tugas Manusia Sebagai Abdun dan Khalifah
Kekhalifahan Islam
Dari kata خَلَفَ – يَخْلُفُ – خِلاَ فَةً artinya
pengganti atau wakil.
Manusia adalah hamba Allah (‘Abdun) juga sebagai Khalifah
Fil Ardhi. Sebagai ‘abdun dari kata عَبَدَ – يَعْبُدُ – عِبَادَةً berkewajiban
menghambakan diri hanya kepada Allah semata (‘Abdullah) membuktikan ketundukan,
kepatuhan dan penyerahan diri hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan
membersihkan diri dari segala bentuk kemusyrikan.
Fungsi utama manusia :
- Abdun : ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada
kebenaran dan keadilan
- Khalifah : tanggungjawab terhadap diri sendiri dan
alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam
Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat
bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan
pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah
Manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara
alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat
manusia
VII. PENGERTIAN SENI
v Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia
dengan segala prosesnya serta merupakan ekspresi jiwa seseorang
v Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi bagian
dari budaya manusia
v Seni identik dengan keindahan, keindahan yang hakiki
identik dengan kebenaran
v Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan
abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi
Pandangan
Islam Tentang Seni
Sebenarnya, bagaimana pandangan Islam tentang seni? Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?” [QS 50: 6].
Allah juga mengajak manusia untuk
melihat dari perspektif keindahan, bagaimana buah-buahan yang menggantung di
pohon dan bagaimana pula buah-buahan itu dimatangkan. Jika manusia memerhatikan
dan menikmati dengan pandangan yang indah, saat arak-arakan binatang ternak
saat masuk ke kandang, juga saat dilepaskan ke tempat penggembalaan,
sesungguhnya pada peristiwa itu ada unsur keindahannya.
Ajakan-ajakan kepada manusia tersebut menunjukkan, pada dasarnya manusia dianugerahi Allah potensi untuk menikmati dan mengekspresikan keindahan. Seni merupakan fitrah dan naluri alami manusia. Kemampuan ini yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Karena itu, mustahil bila Allah melarang manusia untuk melakukan kegiatan berkesenian.
Ajakan-ajakan kepada manusia tersebut menunjukkan, pada dasarnya manusia dianugerahi Allah potensi untuk menikmati dan mengekspresikan keindahan. Seni merupakan fitrah dan naluri alami manusia. Kemampuan ini yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Karena itu, mustahil bila Allah melarang manusia untuk melakukan kegiatan berkesenian.
Nabi Muhammad Saw sangat menghargai
keindahan. Suatu ketika dikisahkan, Nabi menerima hadiah berupa pakaian yang
bersulam benang emas, lalu beliau mengenakannya dan kemudian naik ke mimbar.
Namun tanpa menyampaikan sesuatu apapun, Beliau turun kembali. Para sahabat
sedemikian kagum dengan baju itu, sampai mereka memegang dan merabanya. Nabi
Saw bersabda: “Apakah kalian mengagumi baju ini?” Mereka berkata, “Kami sama
sekali belum pernah melihat pakaian yang lebih indah dari ini.” Nabi bersabda:
“Sesungguhnya saputangan Sa’ad bin Mu’adz di surga jauh lebih indah daripada
yang kalian lihat.” [M Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an].
Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin juga
menuliskan bahwa: “Siapa yang tidak berkesan hatinya di musim bunga dengan
kembang-kembangnya, atau oleh alat musik dan getaran nadanya, maka fitrahnya
telah mengidap penyakit parah yang sulit diobati.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar