JENIS-JENIS AKHLAK
Secara bahasa kata akhlak berasal
dari akar kata bahasa Arab (الخَلْقُ) yaitu gerakan dan sikap lahiriah yang
dapat diketahui dengan indera pengelihatan dan juga berasal dari (الخُلْقُ)
yaitu perangai dan sikap mental yang dapat diketahui dengan bashiroh (mata
hati).Secara istilah akhlak ialah sifat-sifat, perangai dan tabi'at seseorang
dalam bergaul dengan orang lain atau dalam bermasyarakat.
A.
Jenis
Akhlak
Akhlak terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Akhlak Mahmudah (Akhlak
Terpuji)
Yaitu perbuatan baik terhadap
Allah, sesama manusia dan makhluk lainnya, seperti pemaaf, penyantun, dermawan,
sabar, rohmah (kasih sayang), lemah lembut dan lainnya.
1.
Akhlak Terhadap Allah SWT
a.
Al-Hubb yaitu
mencintai Allah melebihi cinta kepada apapun dan siapapun
b.
Al-Raja yaitu
mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh keridhaan Allah
c.
Al-Syukr
yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah
d.
Al-Qana’ah
yaitu menerima dengan ikhlas semua qada dan qadar Allah setelah berikhtiar
dengan maksimal
e.
At-Taubat
yaitu bertaubat hanya kepada Allah
f.
Tawakkal
yaitu berserah diri kepada Allah
2.
Akhlak terhadap Rasulullah SAW
a.
Mencintai Rasullulah secara tulus dengan mengikuti
semua sunahnya
b.
Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri tauladan
dalam hidup dan kehidupan
c.
Menjalankan apa yang disuruhnya, tidak melakukan apa
yang dilarangnya
3.
Akhlak terhadap Orang tua
a.
Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat
b.
Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan
kasih sayang
c.
Berkomunikasi kepada orang tua dengan khidmat,
mempergunakan kata lemah lembut
d.
Berbuat baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya
e.
Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka
4.
Akhlak terhadap Diri Sendiri
a.
Memelihara kesucian diri
b.
Menutup aurat
c.
Jujur dalam perkataan dan berbuat ikhlas serta rendah
hati
d.
Malu melakukan perbuatan jahat
e.
Menjauhi dengki dan menjauhi dendam
f.
Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain
g.
Menjauhi segala perbuatan yang tercela
5.
Akhlak terhadap Keluarga serta Kerabat
a.
Saling membina rasa kasih sayang dalam kehidupan
keluarga
b.
Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak
c.
Berbakti kepada ibu dan bapak
d.
Memelihara hubungan silaturahmi
6.
Akhlak terhadap Tetangga
a.
Saling mengunjungi
b.
Saling tolong menolong
c.
Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan
7.
Akhlak terhadap Masyarakat
a.
Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat bersangkutan
b.
Saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa
c.
Bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan
bersama
d.
Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan
yang diberikan seseorang atau masyarakat keduanya
e.
Menepati janji
8.
Akhlak terhadap Lingkungan
a.
Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup
b.
Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati
c.
Sayang pada sesama makhluk
2) Akhlak Madzmumah
(Akhlak Tercela)
Yaitu perbuatan buruk terhadap
Allah, sesama manusia dan makhluk lainnya, seperti: pendendam, kikir, keras
hati, pemarah dan lainnya.
Macam-Macam Akhlak Tercela
1.
Akhlak Buruk Terhadap Allah
a. Takabbur (Al-kibru) yaitu sikap yang menyombongkan
diri, sehingga tidak mau mengakui kekuasaan Allah di alam ini, termasuk
mengingkari nikmat Allah yang ada padanya
b. Musyrik (Al-Syirk) yaitu sikap yang mempersekutukan
Allah dengan makhluk-Nya, dengan cara menganggapnya bahwa ada suatu makhluk
yang menyamai kekuasaan-Nya
c. Murtad (Ar-Riddah) yaitu sikap yang meninggalkan atau
keluar dari agama Islam untuk menjadi kafir
d. Munnafiq (An-Nifaaq) yaitu sikap yang menampilkan
dirinya bertentangan dengan kemauan hatinya dalam kehidupan beragama
e. Riya’ (Ar-Riyaa’) yaitu sikap yang selalu menunjuk –
nunjukkan perbuatan baik yang dilakukannya. Maka ia berbuat bukan karena Allah
melainkan hanya ingin dipui oleh sesama manusia.
f. Boros atau Berfoya-foya(Al-Israaf) yaitu perbuatan yang
selalu melampaui batas–batas ketentuan agama. Allah melarang sikap boros,
karena hal itu dapat melakukan dosa, merusak perekonomian manusia dll.
g. Rakus atau Tamak (Al-Hirshu atau Ath-Thama’u) yaitu
sikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa yang
seharusnya ia miliki
2.
Akhlak Buruk Terhadap Manusia
a. Mudah Marah (Al-Ghadhab) yaitu kondisi emosi seseorang
yang tidak dapat ditahan oleh kesadarannya sehingga menonjolkan sikap dan
perilaku yang tidak menyenangkan orang lain
b. Iri Hati atau Dengki (Al-Hasadu) yaitu sikap kejiwaan
seseorang yang selalu menginginkan agar kenikmatan dan kebahagiaan hidup orang
lain bisa hilang sama sekali
c. Mengadu-adu (An-Naamiimah) yaitu perilaku yang suka
memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain dengan maksud hubungan sosial
keduanya rusak
d.
Mengumpat (Al-Ghiibah) yaitu suatu perilaku yang sua
membicarakan keburukan seseorang kepada orang lain.
B. Definisi Kufur
Kufur secara bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut
syara’ kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, menginkari adanya
Allah SWT dan segala ajaran-Nya yang disampaikan oleh nabi / rasul-Nya. Orang
yang berlaku ingkar disbut kafir, kata jamaknya kāfirūn atau kuffar.
1. Jenis Kufur
a.
Kufur Besar
Kufur besar bisa
mengeluarkan seseorang dari agama Islam.

Firman Allah SWT : “Dan siapakah yang lebih
aniaya daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau
mendustakan kebenaran tatkala yang hak itu datang kepadanya ? Bukankah dalam
Neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir ?” [Al-Ankabut : 68]

Firman Allah SWT : “Dan (ingatlah) ketika
Kami berfirman kepada para Malaikat, ‘Tunduklah kamu kepada Adam’. Lalu mereka
tunduk kecuali iblis, ia enggan dan congkak dan adalah ia termasuk orang-orang
kafir” [Al-Baqarah : 34]

Firman Allah SWT : “Dan ia memasuki
kebunnya, sedang ia aniaya terhadap dirinya sendiri ; ia berkata, “Aku kira
kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira Hari Kiamat
itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Rabbku, niscaya
akan kudapati tempat kembali yang baik”. Temannya (yang mukmin) berkata
kepadanya, “Apakah engkau kafir kepada (Rabb) yang menciptakan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes air mani, kemudian Dia menjadikan kamu seorang laki-laki
? Tapi aku (percaya bahwa) Dialah Allah Rabbku dan aku tidak menyekutukanNya dengan
sesuatu pun” [Al-Kahfi : 35-38].

Firman Allah SWT : “Dan orang-orang itu
berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada mereka” [Al-Ahqaf : 3]

Firman Allah SWT : “Yang demikian itu adalah
karena mereka beriman (secara) lahirnya lalu kafir (secara batinnya), kemudian
hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat mengerti” [Al-Munafiqun
: 3].
b.
Kufur Kecil
Kufur kecil yaitu kufur yang tidak
menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, dan ia adalah kufur amali. Kufur
amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai
dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai derajat kufur besar. Seperti kufur
nikmat, sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya.“Mereka mengetahui nikmat
Allah, kemudian mereka mengingkari dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
kafir” [An-Nahl : 83]. Termasuk juga membunuh orang muslim, sebagaimana yang
disebutkan dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.“Mencaci orang muslim
adalah suatu kefasikan dan membunuhnya adalah suatu kekufuran” [Hadits Riwayat
Bukhari dan Muslim]. Dan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.“Janganlah
kalian sepeninggalku kembali lagi menjadi orang-orang kafir, sebagian kalian
memenggel leher sebagian yang lain” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim].
Termasuk juga bersumpah dengan nama selain Allah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda.“Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah
berbuat kufur atau syirik” [At-Tirmidzi dan dihasankannya, serta dishahihkan oleh
Al-Hakim].Yang demikian itu karena Allah tetap menjadikan para pelaku dosa
sebagai orang-orang mukmin. Allah berfirman.“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu qishash berkenan dengan orang-orang yang dibunuh”
[Al-Baqarah : 178].Allah tidak mengeluarkan orang yang membunuh dari golongan
orang-orang beriman, bahkan menjadikannya sebagai saudara bagi wali yang
(berhak melakukan) qishash.Firman Allah SWT : “Maka barangsiapa mendapat suatu
pemaafan dari saudarnya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang
baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diat) kepada yangmemberi maaf
dengan cara yang baik (pula)” Al-Baqarah : 178].
C. Definisi Riya'
Riya’ merupakan mashdar dari raa-a yuraa-i yang maknanya
adalah melakukan suatu amalan agar orang lain bisa melihatnya kemudian memuji.
Termasuk ke dalam riya’ juga yaitu sum’ah, yakni agar orang lain mendengar apa
yang kita lakukan lalu kitapun dipuji dan tenar. Riya’ dan semua derivatnya itu merupakan
akhlaq yang tercela dan merupakan sifat orang-orang munafiqFirman Allah SWT :
“Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya’ (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka
mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (An-Nisaa’: 142)
Keadaan suatu ibadah yang
tercampuri oleh riya’:
1. Tujuan ibadahnya adalah riya’ seperti
misalnya seorang yang melakukan sholat agar manusia melihatnya sehingga disebut
sebagai orang yang shalih dan rajin beribadah. Dia sama sekali tidak
mengharapkan pahala dari Allah. Yang seperti ini jelas merupakan syirik dan
ibadahnya batal.
2.Riya tersebut muncul di tengah
pelaksanaan ibadah. Yakni yang menjadi motivator awal sebenarnya mengharapkan
pahala dari Allah namun kemudian di tengah jalan terbersit lah riya’.
3.Riya tersebut muncul setelah ibadah itu
selesai dilaksanakan. Yang demikian ini maka tidak akan berpengaruh sama sekali
terhadap ibadahnya tadi. Bukan termasuk riya’ seseorang yang merasa senang
apabila ibadahnya diketahui orang lain setelah ibadah itu selesai ditunaikan.
Dan bukan termasuk ke dalam riya juga apabila seseorang merasa senang dan
bangga dalam menunaikan suatu keta’atan, bahkan yang demikian ini termasuk
bukti keimanannya. Nabi bersabda: “Barangsiapa yang kebaikannya membuat dia
senang serta kejelekannya membuat dia sedih, maka dia adalah seorang mu’min
(sejati).” (HR. At-Tirmidzi dari Umar bin Khaththab). Dan Nabi pernah ditanya
yang semisal ini kemudian bersabda: “Yang demikian itu merupakan kabar gembira
yang disegerakan bagi seorang mu’min.” (HR. Muslim dari Abu Dzar).
D. Definisi Nifaq
Yaitu menampakkan sikap, ucapan, dan perbuatan yang
sesungguhnya bertentangan dengan apa yang tersembunyi dalm hatinya, seperti
berpura-pura memeluk agama Islam, padahal dalam hatinya kufur (mengingkari).
Orang yang berprilaku nifak disebut munafik, kata jamaknya munafiqūn.
Jenis Nifaq
a) Nifaq
I’tiqadi (keyakinan)
Ada 4 macam:
1. Mendustakan
Rasulullah.
2. Membenci Rasulullah.
3. Merasa gembira dengan
kemunduran agama Rasulullah.
4. Tidak senang dengan
kemenangan agama Rasulullah.
b) Nifaq Amali (Perbuatan)
Perbedaan antara Nifaq besar dan Nifaq
kecil


E. Definisi Syirik
Dalam istilah ilmu tauhid, syirik adalah menyekutukan Allah
SWT dengan sesuatu selain-Nya, baik dalam zat-Nya, sifat-Nya af’al-Nya ( perbuatan-Nya), maupun dalam
hal ketaatan yang seharusnya ditujukan hanya kepada-Nya. Orang yang berlaku
syirik disebut musyrik.
Syirik merupakan dosa besar yang paling berat, sehingga
pelakunya tidak akan memperoleh ampunan Allah SWT, apabila sebelum meninggal
dunia, dia tidak bertobat yang sesungguh-sungguhnya.
Firman Allah SWT : “ Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezhaliman yang besar"[ Luqman: 13]
Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik
kepadaNya, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya.
Firman Allah SWT : “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".[An-Nisaa': 48]
Surga-pun diharamkan atas orang musyrik.
Firman Allah SWT : “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan Surga kepadanya, dan tempatnya
ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong
pun"[ Al-Maa-idah: 72].
I. Keutamaan Akhlak
1. Menempati
kedudukan yang tinggi dalam agama, karena termasuk salah satu risalah (misi)
agama yang paling utama
Rasulullah SAW
bersabda:
"إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلَاقِ"
"tiada lain aku diutus
(kedunia) adalah untuk menyempurnakan kebaikan akhlak". (HR. Ahmad:
2/381).
2. Akhlak merupakan timbangan antara neraca kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda:
"إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَانِكُمْ أَخْلَاقًا"
"sesunggunya orang yang terbaik diantara kalian
adalah yang paling baik akhlaknya". (HR. Bukhori dan Muslim).
3. Akhlak merupakan penyempurna
keimanan.
Rasulullah SAW bersabda:
"أَكْمَلُ المُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا"
"Orang-orang mukmin yang paling sempurna
keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya". (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
3. Pemberat
timbangan (kebaikan) pada hari qiyamat
Rasullulah
SAW bersabda:
"مَا مِنْ شَيْئٍ
أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ المُؤْمِنِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ
الخُلُقِ"
"Tidak ada sesuatu yang dapat memperberat
timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari qiyamat selain kebaikan
akhlaknya". (HR. Tirmidzi)
5. Pengantar
kesurga.
Ketika Rasulullah SAW ditanya tentang hal yang
paling banyak memasukkan seseorang kesurga, maka beliau menjawab:
"تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الخُلُقِ"
"Taqwa kepada Allah dan akhlak yang baik".
(lihat silsilah Shohihah: 997).
6. Dengan akhlak dapat diperoleh kecintaan dan kedekatan
dengan Nabi pilihan,
Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW bersabda:
"إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبُكُمْ مِنِّيْ
مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَسِانُكُمِ أَخْلَاقًا"
"sesunggunya orang yang paling aku cintai dan
paling dekat kedudukannya denganku pada hari kiamat adalah yang paling baik
akhlaknya". (HR. Tirmidzi: 4/370 dan lihat Shohihul Jami': 15350.
7. Sebaik-baik Warisan
Hal ini berdasarkan kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa
dalam firman Allah SWT :"adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua
orang anak yatim dikota itu, dan dibawahnya ada harta benda simpanan bagi
mereka berdua, sedang ayahnya adalah orang yang sholih, maka Robbmu menghendaki
agar mereka sampai kedewasaannya dan mengeluarkan simpanan itu, sebagai rohmat
dari Robbmu, dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri.
Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar
terhadapnya". (QS. Al-Kahfi: 82).
II. Masdar/Dasar Pijakan Akhlak
Yaitu fitrah yang telah digariskan oleh Allah SWT
kepada bani Adam.
Allah SWT berfirman:
Artinya:"Dan jiwa serta penyempurnaannya
(ciptaannya). Maka Alloh mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya". (QS. Asy Syams: 7-8).
Artinya:"Bukankah kami Telah memberikan
kepadanya dua buah mata. Lidah dan dua buah bibir. Dan kami Telah
menunjukkan kepadanya dua jalan". (QS. 090. Al Balad: 8-10).
Dan Rosululloh saw bersabda:
"البِّرُ حُسْنُ الخُلُقِ وَ الإِثْمُ مَا حَاكَ فِيْ
صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَّطَلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ"
"kebajikan adalah budi pekerti yang baik,
sedang dosa adalah perbuatan/ tindakan yang menyesakkan dada, dimana engkau
merasa segan untuk memperlihatkan perbuatanmu dihadapan manusia". (HR.
Muslim).
Maka jelaslah bahwa jiwa manusia, secara fitroh
sejak dihembuskan ruh kehidupan, merupakan gudang penyimpanan undang-undang
akhlak/budi pekerti sehingga dia dapat mengetahui dan memilih jalan yang ingin
dilakoninya, apakah jalan kebaikan ataukah jalan kejahatan?
Namun cahaya fitrah ini tidak akan putih selamanya,
terlebih lagi jika pemiliknya rela dan ridho untuk mengotorinya.
Fitrah ini dapat dirusak oleh beberapa hal, antara
lain:



Hal ini telah diperingatkan oleh Rosululloh saw
dengan sabdanya:
مَامِنْ مَوْ لُوْدٍ إِلَّا وَ يُوْ
لَدُ عَلَى الفِطْرَ ةِ فَأبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْ
يُمَجِّسَانِهِ
“Tidak ada satu anakpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan dalam
keadaan fithrah. Maka Kedua orang tuanyalah yang meyahudikannya, menashronikannya
dan memajusikannya”. (HR. Muslim : 2568).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar